• Jelajahi

    Copyright © 2019- Garut Selatan Net
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan Header

    Pengertian RSI (Relative Strength Index) Sebagai Indikator Saham

    Admin
    Editor: Garutselatan.info Jumat, 07 Januari 2022, 11:00 WIB Last Updated 2022-01-21T23:27:31Z
    Baca Juga

    Pengertian RSI (Relative Strength Index) Sebagai Indikator Saham - Selamat siang sahabat GSN dimanapun berada, apa kabarnya nih? Semoga selalu berada dalam keadaan baik-baik saja ya! dan semoga kita semua selalu senantiasa dalam perlindungan Allah SWT, Aamiin.


    Pengertian RSI (Relative Strength Index) Sebagai Indikator Saham


    Trading saham memang terbilang lebih rumit dan menantang di bandingkan dengan Investasi. Seorang trader harus bisa peka dalam membaca kondisi global yang mempengaruhi pergerakan saham. Harus memiliki kecepatan dan ketepatan dalam memutuskan kapan harus membeli dan kapan harus menjual surat kepemilikan modal tersebut.


    Seorang trader tidak sekedar mengandalkan materi saja, tetapi harus bisa juga menggunakan analisis teknikal untuk menginterpretasikan fluktuasi harga yang berbentuk grafis. Dari pola yang telah terbentuk dalam rentang waktu tertentu, trader harus bisa memprediksi tren saham kedepannya. Terdapat beberapa macam indicator analisis tecnikal yang populer, dan salah satu yang sangat diminati adalah RSI (Relative Strength Index).


    Apa Itu RSI (Relative Strength Index)?


    RSI merupakan indikator teknis yang di aplikasikan dalam analisis pasar keungan, termasuk saham. RSI pertama kali di perkenalkan oleh seorang Insinyur mekanik, J. Walles Wilder pada tahun 1978 melalui Commodities Magazine dan bukunya yang berjudul New Concept in Technical Trading System.


    RSI berperan sebagai parameter momentum, yakni mengukur pergerakan harga. Peningkatan momentum menandakan bahwa saham sedang dibeli secara aktif, sedangkan penurunan mengindikasikan melemahnya tren saham yang bersangkutan.


    Selain momentum, RSI juga berperan sebagai parameter osilasi. Artinya, trader bisa mengetahui kondisi pasar apakah sudah mengalami overbought (jenuh beli) atau Oversold (jenuh jual). Dari skala 0-100, nilai aset dianggap berada dalam situasai Oversold ketika kurang dari angka 30. Sementara overbought saat nilai RSI lebih dari angka 70.


    Baca Juga: Cara Menghitung Pips dalam Forex 2022


    Strategi trading menggunakan RSI (Relative Strength Index) tak berbeda jauh dengan indicator lainnya, RSI bertujuan untuk mendeteksi sinyal jual dan sinyal beli dengan berpatokan pada posisi Overbought dan Oversold, trader bisa menentukan kapan harus melakukan transaksi.


    Berikut Ini Strategi Menggunakan RSI Untuk Trading


    1. Aturan Beli


    Langkah pertama adalah dengan memastikan dan menunggu nilai RSI turun hingga ke area Oversold, yakni di bawah angka 30. Pantau hingga RSI bebelik naik sampai ke angka lebih dari 30. Pastikan terdapat candlestick bullish saat RSI lepas dari posisi oversold, jangan terburu-buru tunggu sampai candle stick close.


    2. Aturan Jual


    Pastikan terlebih dahulu nilai RSI telah mencapai level di atas 70, atau Overbought. Tunggu hingga RSI tersebut berbalik turun ke bawah angka 70. Candlestick bearish harusnya akan muncul saat RSI terlepas dari kondisi jenuh beli. Seperti halnya aturan beli, candlestick harus selesai dan close terlebih dahulu. Pada pembukaan candlestick selanjutnya, trader dapat melakukan entry atau jual. Sebagai upaya antisipasi terhadap kerugian, step loss di tempatkan berada sedikit di atas titik swing low terakhir.


    3. Aturan Failure Swing


    Sewaktu-waktu RIS mengalami gagal ayun atau Failure Swing. Artinya, grafik tidak berbalik arah secara konsisten, melainkan kembali ke titik sebelumnya lalu berbalik lagi. Terdapat 2 macam kondisi failure swing beserta cara mengeksekusinya.


    • Baerish Failure Swing


    Baerish Failure Swing merupakan kondisi dimana perbalikan arah tertunda setelah mengalami Overbought. Alih-alih turun terus turun ke level bawah, grafik itu malah semakin naik dan sejajar dengan Overbought dan akhirnya turun lagi hingga ke level terbawah lengkungan kurva membentuk huruf M.


    • Bullish Failure Swing


    Artikel Populer:



    Bisa dikatakan Bullish Failure Swing ketika posisi Oversold yang harusnya terus berbalik arah, malah Kembali turun ke level 30, lalu berbalik lagi ke atas ke level tertinggi. Hal ini sering disebut sebagai sinyal Reversal yang tertunda yang grafiknya membentuk huruf W. Grafik yang melejit mengindikasikan sinyal beli. Stop loss di tempatkan setelah RSI turun dari level tertinggi.


    Demikianlah Pengertian RSI (Relative Strength Index) Sebagai Indikator Saham yang dapat GSN sampaikan kepada sahabat semua. Semoga bisa bermanfaat untuk semua pembaca, sampai jumpa di artikel selanjutnya.


    Sekian dan Terimakasih


    pencarian yang paling banyak dicari:


    • relative strength adalah
    • indikator rsi 10
    • rsi indikator saham
    • indikator rsi akurat
    • rahasia indikator rsi
    • indikator rsi crypto
    • rsi 10 strategy
    • rsi artinya





    Ikuti Saluran WhatsApp Kami Garutselatan.info Lainnya di Google News

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini