Apakah Sebenarnya Fenomena La Lina Itu? - La Nina artinya apa? Jawaban dari pertanyaan ini penting untuk diketahui saat ini. Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengungkapkan bahwa Indonesia harus waspada untuk menangani fenomena La Nina tersebut.
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) untuk mengantisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi La Nina pada Jum'at (29/10). Dalam Rakornas yang diselenggarakan secara virtual tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bencana-bencana yang kemungkinan terjadi karena La Nina tersebut.
Lalu, La Nina artinya apa? Simak informasinya di bawah ini.
Menjawab pertanyaan mengenai La Nina artinya apa, dilansir dari laman BMKG, La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Diketahui El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya. Sementara itu La Nina merupakan fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.
Pendinginan Suhu Muka Laut (SML) ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum. La Nina juga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya.
BMKG mengungkapkan, fenomena La Nina ini menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan bulanan di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur pada November mendatang. Dengan akumulasi curah hujan bulanan dapat meningkat hingga 70 persen.
Setelah mengetahui La Nina artinya apa, berikut informasinya mengenai peringatan La Nina di Indonesia.
BMKG Menyampaikan Peringatan Dini La Nina
BMKG menyebutkan fenomena La Nina diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah - sedang. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta Pemerintah Daerah untuk serius dalam menanggapi peringatan dini La Nina yang dikeluarkan BMKG ni guna meminimalisir dampak dan kerugian yang lebih besar.
"Mohon kepada daerah untuk tidak menyepelekan peringatan dini La Nina ini. Jangan sampai melupakan upaya mitigasi dan fokus pada penanggulangan pasca kejadian. Mitigasi yang komprehensif akan bisa menekan jumlah kerugian dan korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi," ungkap Dwikorita.
Dwikorita menyebut, statistik kebencanaan saat ini didominasi oleh peristiwa-peristiwa bencana yang terkait dengan cuaca atau iklim. Maka dari itu penting untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk mengatasi bencana tersebut frekuensi kejadiannya sangat dominan.
"Peringatan dini yang dikeluarkan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan jeda waktu yang bisa dimanfaatkan untuk mempersiapkan segala sesuatunya, mengingat fenomena cuaca dan iklim bisa diprakirakan," sambungnya.
Ikuti Saluran WhatsApp Kami Garutselatan.info Lainnya di Google News