Waspada Bencana Hidrometeorologi di 9 Wilayah Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait bencana hidrometeorologi (genangan, banjir, banjir bandang, dll) di sejumlah wilayah Indonesia.
Bencana Hidrometeorologi |
Informasi peringatan dini bencana hidrometeorologi disampaikan BMKG melalui akun sosial media Twitter resmi @infoBMKG, Sabtu 16 Juli 2022.
"Halo Sobat BMKG,
Beberapa provinsi di Indonesia esok hari (Minggu 17 Juli 2022) berada dalam kategori "Waspada" terhadap bencana hidrometeorologi (Genangan, Banjir, Banjir Bandang, dll) dampak dari potensi hujan lebat," tulis akun sosial media Twitter @infoBMKG, dikutip Liputan6.com, Minggu (17/7/2022).
Dijelaskan BMKG, potensi wilayah terdampak berstatus 'Waspada' bencana hidrometeorologi yaitu Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Sebelumnya, Indonesia pada bulan Juli 2022 ini masih masuk musim kemarau, namun wilayah Jabodetabek diguyur hujan sejak Jumat 15 Juli 2022 hingga saat ini. Akibatnya banjir melanda di banyak titik. BMKG pun memberikan penjelasan.
Pengertian, Jenis- jenis serta Manfaat Marketplace Untuk Bisnis Kalian
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, terjadinya hujan di Jabodetabek tersebut karena adanya fenomena La Nina.
Sehingga, BMKG memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia hingga satu pekan ke depan.
"Fenomena La Nina pada bulan Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah," ujar Guswanto, Sabtu 16 Juli 2022.
Karena itu, Guswanto mengingatkan wilayah Jabodetabek masih perlu mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di pada siang-sore hari terutama di wilayah barat, timur, dan selatan.
Guswanto juga mengungkapkan, selain La Nina, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudra Hindia saat ini juga menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
Sementara itu, dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan, yaitu MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.
Dia menjelaskan, adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat, mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer.
"Meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun, karena adanya fenomena-fenomena atmosfer tersebut memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," ujar Guswanto memaparkan.
Guswanto mengingatkan wilayah Jabodetabek masih perlu mewaspadai potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di pada siang-sore hari terutama di wilayah barat, timur, dan selatan.
Sedang-lebat masih dapat terjadi di beberapa wilayah sebagai berikut :
1. Jawa Barat
2. Jawa Tengah
3. Kalimantan Tengah
4. Sulawesi Utara
5. Sulawesi Tengah
6. Maluku Utara
7. Maluku
8. Papua Barat
9. Papua
Ringan - Sedang masih dapat terjadi di beberapa wilayah sebagai berikut :
1. Aceh
2. Jambi
3. Sumatera Selatan
4. Kep. Bangka Belitung
5. Lampung
6. Banten
7. DKI Jakarta
8. DI Yogyakarta
9. Jawa Timur
10. Kalimantan Barat
11. Kalimantan Utara
12. Kalimantan Timur
13. Kalimantan Selatan
14. Gorontalo
15. Sulawesi Barat
16. Sulawesi Tenggara
17. Sulawesi Selatan
Ikuti Saluran WhatsApp Kami Garutselatan.info Lainnya di Google News